PBKP Untar memberikan dukungan kepada atlet penyandang disabilitas intelektual dengan persiapan kerja

PBKP-Untar-memberikan-dukungan-kepada-atlet-penyandang-disabilitas-intelektual-dengan-persiapan-kerja

Pusat Bimbingan dan Konsultasi Psikologi (PBKP) Universitas Tarumanagara bersama Keluarga dan Atlet Muda Special Olympics Indonesia (SOIna), menyelenggarakan rangkaian webinar bertajuk “Mengenal Dunia Kerja”.

Kegiatan webinar ini bertujuan agar atlet SOIna penyandang disabilitas intelektual dapat mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.

Direktur Family and Young Athletes Special Olympics Indonesia Desyana Fatimah Kosasih mengatakan mengingat kondisi pandemi Covid-19, peserta webinar tidak bisa berlatih secara langsung.

Oleh karena itu, kegiatan pembekalan bagi atlet yang berusia di atas 18 tahun akan terus dilakukan melalui pemberian materi secara online.

“Kami ingin anak-anak mendapat gambaran seperti apa dunia kerja.

Webinar seperti ini berguna untuk masa depan, misalnya penyesuaian apa yang harus mereka lakukan di dunia kerja,” ujar Desyana saat membuka webinar seri “Mengenal Dunia Kerja: Etika Housekeeping dan Komunikasi” pada Sabtu (17 April). , 2020).

Baca juga: US Inclusive Campus, Berperan dalam Penyelesaian Masalah Penyandang Disabilitas

Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan di email Anda.
email pendaftaran

Webinar yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini diisi dengan perlengkapan rumah tangga industri perhotelan di Fave Hotel Gatot Subroto Jakarta dan etika komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara.

Direktur PBKP Universitas Tarumanagara Meiske Yunithree Suparman, yang juga dosen Fakultas Psikologi, mengatakan orang tua penyandang disabilitas intelektual membutuhkan dukungan, terutama dalam mempersiapkan anak-anaknya memasuki profesi.

Materi yang diberikan adalah tentang nilai-nilai kehidupan dan keterampilan merawat anak di masa depan.

“Mereka (atlet penyandang disabilitas intelektual) bukan lagi anak-anak, mereka harus bekerja suatu hari nanti. Jadi tidak semudah itu. Namun banyak perusahaan kini telah memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk bekerja di perusahaan mereka,” kata Meiske.

Pada kesempatan ini Roswita Oktavianti dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara memberikan materi tentang etika berkomunikasi dalam dunia kerja.

Materi tersebut meliputi komunikasi yang baik dengan penampilan, komunikasi verbal berupa sopan santun dalam menyapa dan bertanya, etika di tempat kerja, dan sebagainya.

“Aturan tidak tertulis ini seringkali dilupakan, padahal merupakan aspek soft skill yang harus diajarkan kepada setiap profesional muda,” ujarnya.

Farakh Nabila Sudarto, salah satu peserta, mengaku pernah magang selama tiga bulan di PT Garuda Indonesia Tbk. Farakh dan beberapa rekan bertanggung jawab untuk menyapa dan menyapa penumpang, sehingga materi etika sangat berguna dalam berkomunikasi.

Peserta lainnya, Ferdi Ramadhan, paham dengan kebutuhan housekeeping karena sudah tiga bulan bekerja di hotel.

Farakh dan Ferdi, serta beberapa peserta lainnya berharap bisa kembali bekerja. Para orang tua pendamping juga sangat menantikan dibukanya kesempatan magang dan karir bagi anak-anaknya.

LIHAT JUGA :

https://indi4.id/
https://connectindonesia.id/
https://nahdlatululama.id/
https://www.bankjabarbanten.co.id/
https://ipc-hm2020.id/
https://sinergimahadataui.id/